Dasar Photography dan Istilah-istilahnya
Tentunya kita sudah mengenal seni fotografi, seni ini berkembang pesar seiring perkembangan zaman dan teknologi. Salah satu faktor yang menentukan cara pengambilan gambar adalah teknik yang tepat, keadaan alam, dan kamera. Mengapa teknik pengambilan yang tepat berada dalam posisi yang paling utama, ini dikarenakan penggunaan teknik adalah penggabungan dua masalah utama yaitu keadaan alam (indoor, outdoor) dan kamera, ini sudah mencakup seluruh seni fotografi secara dasar.
Istilah Dasar Fotografi:
Angle of View
Sudut pandang dalam pengambilan
objek foto.
Aperture
Bukaan diafragma; alat yg
mengatur seberapa besar cahaya yang masuk kedalam kamera di lensa.
Available light
cahaya yg ada
AutoFocus
Focus otomatis; focus lensa yang
bekerja otomatis dalam waktu yg relatif cepat.(tergantung dari lensa dan
kondisi pencahayaan)
Back focus
Focus dibelakang objek
Back light
pencahayaan yang berasal dari
belakang objek foto
Battery Grip
attachment tambahan yang dipasang
di base camera…berisi batre …bisa berupa batre bawaan kamera…atau batre AA
(perlu tambahan lagi)..
Blitz/Speedlight/Flash
alat bantu dalam pemotretan yang
memancarkan sinar secara cepat untuk memberi pencahayaan ke objek.
Bracketing
Menaikkan ato menurunkan ukuran
pencahayaan pada pemotretan untuk memperoleh pencahayaan yg tepat.
BOKEH
bidang blur/out of focus..hasil
dari Depth of Field…
Bounce
Efek pencahayaan terhadap objek
foto dari speedlight yang dipantulkan ke atas/samping/bawah.
Bulb
sarana pada pengukuran shutter speed
yang dapat diatur sendiri sesuai dengan keinginan memotret (tulisan bulp
biasanya muncul bila lebih dari 30detik).
CA ato Chromatic Abberation.
Istilah CA ini kalo di fotografi
dihubungkan dengan warna biru ke ungu-unguan di sekitar suatu objek. CA disebabkan
oleh lensa yg punya refractive index yang berbeda di setiap light wavelengths.
Semakin complex design lensa, semakin mungkin CA ini buat terjadi. Bisa diliat
dari lensa zoom dan superzoom atau lensa wide bakal punya CA yg lebih parah daripadd lensa prime.
Makanya lensa yang mahal akan
pake UD (Ultra low Dispersion) glass buat mengurangi CA ini. Sedangkan sigma
pake elemen lensa yang bernama APO, Achromatic. Atau ED untuk Nikon.
CCD (si si di)
Charged Coupled Diode. Sensor
yang kebanyakan digunakan pada kamera digital.
CMOS (si mos)
Complementary Metal Oxide
Semiconductor. Sirkuit yang sering di gunakan pada chip elektronik dan juga
sensor image(digunakan pada beberapa kamera canon). Beberapa kamera juga
menggunakan CMOS untuk lightmeter internalnya.
Colourmeter
alat untuk mengukur atau
menghitung temperature warna.
Croping
memotong bagian atau sisi
tertentu dari bidang foto.
Depth of Field
lebar bidang fokus; ruang tajam;
boleh dikata sebuah ruang di depan kamera, dimana objek yang berada ddlmnya
mempunyai ketajaman tertentu.
Exposure
Hasil pengaturan bukaan diafragma
dan shutter speed yang menentukan pencahayaan objek.
Emulsi Film(SLR)
Lapisan bahan pada film yang peka
terhadap cahaya.
Fill in
melunakkan bayangan pada objek
foto.
Film
Media untuk merekam gambar yang
terdiri atas sebuah lapisan tipis yang mengandung emulsi peka diatas lapisan
yang fleksibel dan transparan. –tapi kayaknya hari gini sih jarang banget kita
nemu ‘film’. yang banyak juga kamera digital!
Filter
terbuat dari sistem optik yang
dipasang pada bagian depan lensa.
Fish eye lens
lensa sudut lebar dengan ukuran
16mm ke bawah.
Fluorite
bahan yang bisa digunakan untuk
menjadi lensa..karena memiliki karakteristik dispersi cahaya yang sangat rendah
(efek pelangi)..jadi digunakan sebagai elemen Low Dispersion Lens di kebanyakan
Lensa Canon Seri L..
Focus
kalo dbuku Fisika jaman gw
smp/sma namanya titik api , titik tempat pertemuan cahaya melalui lensa;
ketajaman lensa melalui view finder.
Front focus focus di depan objek
Front light
pencahayaan dari depan.
Grainy
kalo di film : butiran lapisan
emulsi film. Butiran dalam film akan tampak sebagai titik2 dalam hasil cetak
foto.
kalo di digital : butiran yg
muncul karena menaikkan sensitifitas cahaya pada sensor.
High key
Cara memotret yang mana kebanyakan
putih ato bercahaya pada image.
HOT SHOE
tempat buat connect external
blitz (yg ada di atas camera)
ISO
International Standarts
Organization, dulunya di kenal dengan nama ASA(American Standarts Association)
ato DIN (Deutsche Industrie Norm) merupakan standard umum yang digunakan untuk
ukuran kepekaan terhadap cahaya.
Lightmeter
alat yang berfungsi untuk
mengukur pencahayaan yang diperlukan untuk pemotretan.
Low-Key
teknik pemotretan yang kebalikan
dari High Key sehingga didominasi oleh warna hitam.
Medium Format Camera
Kamera yang pada prinsipnya sama
dengan SLR, cman menggunakan film yg berbeda, 120mm.(ada beberapa yg
menggunakan sistem TLR)
Monopod
Penyangga 1 kaki untuk kamera.
Motordrive(SLR)
alat yang berfungsi untuk
menggulung film.
Noise
bintik2 warna yang gak beraturan
biasanya gara2 kalo sensor sebuah kamera digital lagi diset di high ISO.. ini
dikarenakan kalo lagi high iso, sensor itu nyerep lebih banyak listrik, trus
jadinya panas, akhirnya hasil analog yang diubah ke digital gak sempurna dan
biasanya sensor CCD butuh listrik lebih banyak daripada sensor CMOS jadinya CCD
lebih banyak noise, tapi di low sensitivity, CCD menang kualitas, karena
pemrosesan analog menjadi data digital bisa dilakukan lebih banyak di CCD..
Shutter Speed
pengaturan kecepatan tutup
“jendela” kamera dalam menangkap pencahayaan yang masuk.
Over Exposure
Pemotretan dengan cahaya yang
berlebihan sehingga menimbulkan efek terlalu terang.
Red Eye
Efek titik merah pada mata objek
karena pantulan lampu kilat.
Reflektor
alat bantu pada pemotretan yang
berfungsi memantulkan cahaya.
Self timer
Alat hitung mundur yang tersedia
di kamera.
Shadow
bidang gelap (bayangan mah arti
di kamusnya..)
Side Light
pencahayaan yang berasal dari
samping objek foto
SLR
Single Lens Reflex. Model kamera
yang menggunakan cermin putar untuk memantulkan objek pada view finder. DSLR,
digital SLR.
Still Life
pemotretan benda tak bergerak.
Stop
ukuran menaikkan ato menurunkan
bukaan aperture atau shutter speed dari nilai normal.
TLR
Twin Lens Reflex, refleks lensa
kembar. Pembidikan dilakukan secara vertical pada bagian atas lensa dan tidak
langsung ke lensa utama.
Tripod
Penyangga 3 kaki untuk kamera.
Under Exposure
Image kurang cahaya.
View Finder
Jendela bidik.
Wide Lens
lensa sudut lebar
Asa
singkatan dari american standar
assosiation. Yaitu standar kepekaan film. Pengertiannya sama dengan ISO, hanya
saja nama ASA dahulu umumnya dipakai diwilayah amerika. Kecepatannya diukur
secara aritmatis
·
Aperture = bukaan diafragma lensa biasanya dalam ukuran
f/2.8, f/5.6 dan seterusnya
·
Shutter Speed = bukaan berapa lama film menerima cahaya
sewaktu diafragma di buka; dalam ukuran 2s, 1/250s ,1/500s, dan seterusnya (s =
seconds, detik)
·
ISO, Speed of the film = internasional standard untuk
sensitifnya film. contoh: ISO 400 lebih sensitif daripada ISO 200, ISO 200
lebih sensitif daripada ISO 100, dan seterusnya.
1. APERTURE (Diafragma) :
Aperture adalah
bukaan lensa untuk mengatur berapa banyak cahaya yang masuk. Ukuran aperture
biasanya bisa di liat dengan f/ number. Semakin besar nomer f/ nya semakin
kecil bukaan lensanya. Dengan kata lain, semakin kecil nomer f/ nya, semakin
GEDE bukaan lensanya. CONTOH: f/2.8 bukaannya lensanya tuh lebih besar daripada
f/11. Aperture ini lah yang biasanya orang orang di kritik fotografer.net pada
bilang “Wahhhh bagus bener DOFnya, bagus bener pemandangannya!” Nah sekarang
ngerti kan kalo Aperture ini adalah sang komandan yang bertanggung jawab atas
wilayah ketajaman di dalam satu foto. DOF, kepanjangan dari Depth-of-Field, yaitu
wilayah di sekeliling subject yang di rekam oleh camera yang layak tampil tajam
di hasil potonya.
Ukuran Aperture
dalam perbedaan ukuran satu stop adalah:
f/2 -> f/2.8
-> f/4 -> f/5.8 -> f/8 -> f/11 -> f/16 -> f/22
Dari f/2 sampe ke
f/2.8 di katakan Aperturenya turun 1 stop dalam kata laen -1. Dari f/4 turun 3
stop ke f/11. Di katakan turun adalah jumlah cahaya yang masuk melalui
diafragma kan lebih sedikit jadi oleh karena itu di katakan turun.
2. SHUTTER SPEED (Kecepatan penutup lensa)
Nah apa ini? Kalo
tadi Aperture kan ngatur berapa banyak cahaya yang masuk kan? Nah kalo Shutter
Speed ini ngatur berapa lama cahaya itu masuk ke film. Contohnya: shutter speed
2s (2 detik) tentunya cahaya yang masuk lebih lama ya kan? kalo shutter speed
1/1000s ( 1/1000 detik lho) ya jelas aja cahaya yang masuk cuman sekilat aja.
Gampang kan?
Urutan Shutter
Speed dalam perbedaan ukuran satu stop adalah:
1/8 -> 1/15->
1/30 ->1/60 ->1/125 ->1/250 ->1/500 ->1/1000 (dalam detik)
3. ISO, Speed of Film
Begini saja, anggap saja ISO ini adalah kumbang yang bekerja
di dalam camera anda. Kalo di camera saya saya set ke ISO 400 berarti saya
mempunyai 400 kumbang yang bekerja, jika anda set camera anda ke ISO 100
berarti anda cuman punya 100 kumbang untuk bekerja di dalam kamera anda.
Nah ukuran ISO
dalam perbedaan satu stop adalah:
100 ->200
->400-> 800 ->1600
ISO 800 adalah 3
kali lebih sensitif daripada ISO 100 (lebih sensitif terhadap cahaya 3 stop),
tetapi hasil potonya mungkin agak grainy (seperti berpasir) Nah dalam hal ini
lah yang harus menjadi pertimbangan anda kapan harus kompensasi demikian.
Teori dasar
komposisi
Terdiri dari:
1. Komposisi Letak
2. Komposisi Warna
Komposisi Letak
Komposisi konvesional adalah obyek diletakan di tengah, baik untuk pengambilan vertikal maupun horizontal.
Kemudian muncul the third rule yang bermula dari dasar teknik melukis, dimana dalam suatu bidang dibagi atas 3 bagian horizontal dan vertikal.
The rule of third, dimasukan dalam kategori breaking the rule oleh fotografer konservatif, karena sering kali tidak ada penyeimbang di sisi yang berlawanan sehingga berkesan tidak seimbang.
The third rule mulai digemari hingga sekarang sebagai salah satu jenis rule of photography dimana awalnya, masih mengikuti hukum gravitasi dan hukum sudut pandang.
Pada perkembangannya, hukum gravitasi dan sudut pandangpun dilanggar dan malah menghasilkan foto yang unik.
Dengan adanya the third rule bukan berarti hukum-hukum konservatif sudah punah, tapi cuma dianggap tidak lagi eyecatched.
Pedoman dalam membuat konsep komposisi letak tidak ada, yang penting adalah jiwa saat membidik sudah menyatu dengan apa yang kita lihat.
Komposisi Warna
Semua orang suka dengan foto yang semarak dengan warna, namun foto yang selalu dikenang adalah foto yang menampilkan warna sesedikit mungkin.
Perpaduan warna yang menarik bukan cuma antara warna kontras dan warna pastel atau perpaduan dari kedua jenis warna tersebut.
Contoh warna yang menarik sebenarnya dapat kita ambil contoh dari keadaan sekeliling kita, contoh:
1. Komposisi Letak
2. Komposisi Warna
Komposisi Letak
Komposisi konvesional adalah obyek diletakan di tengah, baik untuk pengambilan vertikal maupun horizontal.
Kemudian muncul the third rule yang bermula dari dasar teknik melukis, dimana dalam suatu bidang dibagi atas 3 bagian horizontal dan vertikal.
The rule of third, dimasukan dalam kategori breaking the rule oleh fotografer konservatif, karena sering kali tidak ada penyeimbang di sisi yang berlawanan sehingga berkesan tidak seimbang.
The third rule mulai digemari hingga sekarang sebagai salah satu jenis rule of photography dimana awalnya, masih mengikuti hukum gravitasi dan hukum sudut pandang.
Pada perkembangannya, hukum gravitasi dan sudut pandangpun dilanggar dan malah menghasilkan foto yang unik.
Dengan adanya the third rule bukan berarti hukum-hukum konservatif sudah punah, tapi cuma dianggap tidak lagi eyecatched.
Pedoman dalam membuat konsep komposisi letak tidak ada, yang penting adalah jiwa saat membidik sudah menyatu dengan apa yang kita lihat.
Komposisi Warna
Semua orang suka dengan foto yang semarak dengan warna, namun foto yang selalu dikenang adalah foto yang menampilkan warna sesedikit mungkin.
Perpaduan warna yang menarik bukan cuma antara warna kontras dan warna pastel atau perpaduan dari kedua jenis warna tersebut.
Contoh warna yang menarik sebenarnya dapat kita ambil contoh dari keadaan sekeliling kita, contoh:
White or yellow on black (dan sebaliknya) keadaan gelapnya
malam dengan terangnya siang atau terangnya lampu.
Green on brown (dan sebaliknya) rumput dengan kayu (batang
pohon) atau rumput kering.
Blue on white (dan sebaliknya) langit dengan awan atau pasir
dengan laut.
Grey on blue (dan sebaliknya) langit dengan awan mendung
Orange on black (dan sebaliknya) terangnya matahari sore
dengan gelapnya silhouette
Teknik Koreksi Sudut Pengambilan pada sesi Potret di Studio
Bagian muka manusia dan semua mahluk hidup adalah berbeda
antara sisi kiri dan sisi kanannya dengan patokan hidung sebagian garis
batasnya.
Yang paling mudah dilihat adalah manusia, bahwa terdiri dari
sisi maskulin dan feminin, baik pada pria maupun wanita.
Sebelum mengambil foto, pelajari lebih dahulu sisi wajah
yang akan ditonjolkan dengan cara meminta model memalingkan mukanya ke kiri dan
ke kanan.
Teknik Koreksi terdiri dari:
1.Koreksi melalui Kamera (lensa)
2.Koreksi melalui Subyek
A. Koreksi melalui kamera
Fungsinya adalah untuk memperindah bentuk tubuh model,
contoh pada pemotretan studio, 1 badan:
•Eye level, dimana posisi kamera berada di tengah-tengah
ketinggian POI dalam frame (berpatokan pada pinggul). Foto yang akan dihasilkan
adalah ketinggian POI mendekati normal.
•Low angle, dimana posisi kamera berada di bawah ketinggian
POI, foto yang dihasilkan akan membuat POI seolah semakin tinggi, koreksi ini
baik untuk POI yang berpostur pendek.
•Hi-angle, dimana posisi kamera berada di atas garis batas
pinggul. Foto yang dihasilkan akan membuat seolah POI semakin pendek.
Untuk menghindari distorsi perspektif akibat sudut
pengambilan low dan hi-angle, sebaiknya digunakan lensa yang minimal 2 x
panjang frame film, jadi apabila sisi panjang frame film adalah 35mm
(perbandingan panjang dan lebarnya sama dengan frame pada sudut bidik), maka
lensa yang baik adalah 70 – 85mm. Lensa ini memperkecil distorsi perspektif.
B. Koreksi melalui subyek (POI)
Selain melalui kamera (lensa), koreksi sudut pengambilan
juga bisa langsung kepada subyeknya, tapi peranan penting disini adalah filter
dan cahaya.
Sebagai contoh pada pengambilan foto CU dan MCU
•POI bermuka bulat, berahang lebar atau berbadan gemuk.
Gunakan short light dimana sisi muka/bagian badan yang menghadap ke kamera
lebih gelap. Posisikan kamera di atas muka POI
•POI bermuka tirus atau berbadan kurus. Gunakan broad light,
dimana sisi muka/bagian badan yang menghadap kamera mendapatkan cahaya yang
lebih banyak. Posisi kamera eye level POI
•POI berkeriput, gunakan filter soft.
0 komentar:
Posting Komentar